MEREKAMAKSI - Kedua band mitos yang tumbuh di Jogja ini ternyata belum bisa dikatakan mati muda. Nyatanya album mereka Balada Joni & Susi (Melbi) dan Manifesto (Jenny) usianya sudah 16 tahun, mereka masih hidup! semakin besar, semakin luas menemukan pendengarnya. Minggu, 14 Desember 2025 bertempat di halaman parkir Stadion Mandala Krida di Saemen Fest, kedua band mitos ini untuk kali pertamanya di panggung bersama. Bukan hanya satu pangung saja, mereka menjadi satu pertunjukan lengkap yang apik!
Jenny x Melancholic Bitch
Dibuka dengan potongan lirik di lagu Manara: Namaku Joni, namamu Susi. Namamu Joni, namaku Susi. Kemudian terdengar juga potongan lirik dari lagu "Akhirnya, Masup TV" yang dinyanyikan Farid Stevy bersama Ugoran Prasad. Selanjutnya, satu lagu dari Album Manifesto (Jenny) berjudul "Monster Karaoke" dinyanyikan Ugoran Prasad dengan cara bernyanyinya yang sedikit lambat dari versi Jenny, terdengar apik seperti sedang membacakan puisi.
Disusul dengan lagu "Propaganda dinding" dan ada satu lagu di luar album Balada Joni dan Susi, lagu tersebut adalah "Dapur," lagu nomor urut 5 di album NKKBS yang mengajak kita semua bergoyang, berteriak, sesekali marah dengan seruan "Kota sudah dikepung tentara" yang cukup relate dengan peristiwa akhir-akhir ini di Indonesia.
Belum diberi nafas setelah berteriak; sing a long di lagu Dapur, selanjutnya semua penonton diajak untuk kembali meneriakan seruan di lagu "Manifesto Postmodernisme":
Tak ada yang baru
Di bawah matahari
Katakan sesuatu yang baru
Dari dalam isi kepalamu
Manifesto Postmodernisme
Manifesto Postmodernisme
Manifesto Postmodernisme
Manifesto Postmodernisme
Setelah itu penonton sedikit bisa bernafas lega, mendengarkan lagu "Resistance is Futile" yang sepertinya hanya beberapa orang saja yang sanggup menghafalkan liriknya dan ikut bernyanyi malam itu.
Ketika Jenny mengangisi akhir pekan dengan lirik "satu terakhir dari tujuh, saatnya tanggalkan baju peranku" Melbi bercerita tentang 7 hari menuju semesta nya:
Senin sedang cerah, ijinkanlah, kurayu dirimu : lukai aku, belah dadaku, makan jantungku, renggut hatiku dalam suka atau duka, kaya atau papa, sampai kematian memisahkan; memisah jiwa raga kita.
Selasa, kau dan aku, jika waktu berpihak padaku, ijinkanlah, kumelukaimu. Ijinkanlah kupetakan tubuhmu, dalam suka atau duka, kaya atau papa sampai kematian memisahkan membelah jiwa raga kita
Rabu, langit kelabu, tanpa ragu-ragu, perintahkan padaku, rebut segalanya untukmu dan seperti kau tahu: sgalanya adalah seluruhnya.
Katakanlah jika aku Israel kau Palestina; jika aku Amerika, kau seluruh dunia; jika aku miskin kau negara; jika aku mati kau kematian lainnya.
Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu pepatkan seluruh semesta. Jika kau menginginkannya. Pepatkan seluruh sisi-sisinya.
Balada Joni & Susi x Manifesto
Sebelum pertunjukan ini berakhir, ada beberapa lagu yang dimainkan, seperti: Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta Di Luar Angkasa, Distopia featuring Silir Wangi, The Only Way dan juga 120. Di penghujung penampilan mereka ada kejutan, boleh dibilang mashup antara Mars Penyembah Berhala dan Mati Muda, sebut saja ini sajian Manifesto Melbi, Balada Jenny & Susi.
Penutup : MEREKAMAKSI
Terima kasih sudah berkunjung ke blog MEREKAMAKSI, sebuah blog yang mencoba mengarsipkan kegiatan kesenian dalam bentuk digital (artikel, foto, maupun video). Artikel berjudul Manifesto Melbi, Balada Jenny & Susi semoga bermanfaat untuk kalian yang membaca. Jika ingin kegiatan kesenian kalian kami ulas, bisa hubungi tim Merekam Aksi ke beberapa kontak dan ikuti media sosial kami berikut ini:
e-mail: merekamakasi@gmail.com
instagram: @merekamaksi
twitter: @merekamaksi
facebook: Merekam Aksi
youtube: Merekam Aksi




Komentar
Posting Komentar